Menjadi Haji Mabrur, Perhatikan Ciri-Ciri dan Hal yang Harus Dihindari Saat Haji

Kategori : Haji, Ditulis pada : 14 Agustus 2023, 11:09:11

Sering kita mendengar umat muslim mengucapkan doa kepada orang yang berangkat ataupun pulang dari haji, “Semoga menjadi haji mabrur.” Apa yang disebut dengan haji mabrur? Dan adakah ciri seseorang disebut menjadi haji yang mabrur tersebut?

Haji mabrur menurut bahasa yaitu haji yang baik atau diterima oleh Allah SWT. Namun menurut istilah, haji mabrur ialah haji yang dilakukan sesuai dengan petunjuk Allah SWT dan Rasulullah SAW, serta memperhatikan rukun, syarat, wajib serta larangan dalam ibadah haji. Pastinya, setiap muslim yang menjalankan ibadah haji berharap bisa menjadi haji yang mabrur ketika pulang dari Baitullah.

61.jpg

Photo by Abdulla Dhahri on Unsplash

Pastinya terdapat ciri-ciri seorang yang telah menunaikan haji disebut menjadi haji mabrur. Berikut ini akan diuraikan beberapa hal yang harus diperhatikan agar Anda menjadi haji mabrur nantinya. Mulai dari ciri-cirinya, hingga hal-hal yang wajib dihindari selama berada di tanah suci. Simak sampai akhir ya!

Ciri-Ciri Menjadi Haji Mabrur

Terdapat beberapa hadits Rasulullah yang menyebutkan tentang ciri-ciri seseorang menjadi haji mabrur. Seperti dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad,

“Wahai Rasulullah SAW, apakah itu haji mabrur? Rasulullah lalu menjawab: Memberikan makanan serta menebar kedamaian.” (HR. Ahmad)

Di lain kesempatan, sahabat juga bertanya perihal ciri-ciri haji mabrur, maka Rasulullah mengatakan: “Memberikan makanan dan berbicara dengan santun.” Dalam hadits Nabi SAW lain yang diriwayatkan oleh Muslim, “Barangsiapa yang melaksanakan ibadah haji sedang ia tidak rafats dan tidak fusuq, maka ia akan kembali dalam kondisi sama seperti saat ia dilahirkan oleh ibunya.”

Apa itu rafats? Rafats yaitu tindakan yang keji atau tak senonoh misalnya melakukan hubungan seksual atau bercumbu. Sedangkan fusuq yaitu mengerjakan perbuatan maksiat yang bisa merusak keimanan juga aqidah terhadap Allah SWT.

Dengan begitu, dapat diketahui beberapa ciri-ciri menjadi haji yang mabrur, antara lain adalah sebagai berikut:

- Menimbulkan kedamaian bagi orang di sekitarnya

-Sopan dan santun ketika berbicara

-Peduli dengan lingkungan sekitar, contohnya dengan memberi makan kepada orang-orang yang membutuhkan

- mensucikan pikiran, perkataan dan perbuatan, dengan meninggalkan kegiatan maksiat ataupun hal yang tidak senonoh lainnya.

Nah, dengan memahami ciri haji mabrur tersebut, semua hal itu dapat tercermin saat seseorang kembali dari beribadah haji, ia akan menjadi pribadi yang lebih baik, lebih santun serta mengasihi kepada sesama lebih daripada sebelumnya.

62.jpg

Photo by Abdullah Mukadam on Unsplash

Hubungan baik yang tercipta tak hanya tentang dirinya dengan Allah (hablum minallah), namun juga hubungan baik yang terjalin antar manusia (hablum min-annaas). Hal lain yang muncul, menurut Hasan Al Bashri adalah sikap zuhud. Haji yang mabrur akan lebih dekat kepada Allah, ia akan cenderung melepaskan dari kehidupan dunia dan ia semakin mencintai amal ibadah untuk akhiratnya.

“Tanda (ciri) mabrurnya haji seseorang yaitu ia meninggalkan hal yang buruk yang ia lakukan sebelum ia haji.”

Artinya, secara keseluruhan seorang dikatakan sebagai haji mabrur adalah ia yang segala unsur kehidupannya menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Hal-Hal yang Harus Dihindari

Setelah uraian tentang ciri-ciri haji mabrur di atas, berikut ini hal-hal yang wajib Anda hindari supaya nantinya Anda termasuk menjadi haji yang mabrur. Di antara hal-hal yang harus dihindari tersebut adalah:

Memurnikan Niat Haji Hanya Untuk Beribadah Kepada Allah

Segala sesuatu tergantung kepada niatnya. Sangat dianjurkan untuk memurnikan niat melaksanakan ibadah haji yakni semata-mata untuk ibadah kepada Allah SWT. Jangan sampai ada niat-niat lain yang bisa merusak pahala ibadah haji Anda.

contohnya, niat haji hanya untuk ‘ dianggap mampu’ menunaikan haji, ingin ber-swafoto di depan Ka’bah, bahkan hanya ingin sekedar dipanggil ‘Pak Haji’ atau ‘Bu Hajjah’. Oleh sebab itu, harus sering-sering mengulang niat selama melaksanakan ibadah haji agar niat selalu terjaga.

Membersihkan Biaya yang Dipakai Untuk Berhaji dari yang Haram

Haji adalah ibadah yang suci, dilaksanakan di tanah suci maka segala hal yang berkaitan dengan pelaksanaannya haruslah bersih. Termasuk harta yang dipakai untuk melaksanakan haji. Hindarilah segala hal yang tidak halal, serta senantiasa berhati-hati agar tidak terjebak godaan syaithan demi meraih gelar haji.

63.jpg

Photo by Sulthan Auliya on Unsplash

Meninggalkan Rafats, Fusuq dan Jidal

Saat menunaikan ibadah haji, hindari perbuatan yang buruk seperti melontarkan ucapan kotor, bersikap tidak baik, serta melakukan hal yang tidak senonoh atau dalam istilahnya disebut rafats. Tidak boleh pula fusuq, atau bermaksiat serta melanggar aturan Allah. Dan terakhir tak boleh jidal atau bertengkar, bermusuhan apalagi hingga berkelahi.

Jangan Bersikap Sombong

Hal yang sering tak disadari oleh jamaah haji, yaitu bersikap sombong. Merasa diri sudah baik dengan melakukan ibadah haji, namun sejatinya manusia tempatnya salah dan lupa. Jangan sampai Anda merasa sudah baik daripada orang lain yang belum mendapatkan kesempatan untuk melaksanakan ibadah haji.

Tidak Berlebih-lebihan

Hal terakhir yang harus dihindari yaitu sikap berlebih-lebihan. Baik dalam hal berpakaian, interaksi antar lawan jenis selama melaksanakan ibadah haji dan seterusnya. Karena pada dasarnya Allah tidak menyukai hamba-Nya yang berlebih-lebihan (israf).

Itulah beberapa ciri menjadi haji mabrur serta hal-hal yang harus dihindari. Semoga menjadi haji yang mabrur untuk Anda yang melaksanakan ibadah haji ke Baitullah.

Chat Dengan Kami
built with : https://erahajj.co.id